Wamen BUMN Sebut Aplikasi Himbara Diserang Siber Tiap Hari
Wamen BUMN Sebut Aplikasi Himbara Diserang Siber Tiap Hari
Jakarta – Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (Wamen BUMN) menyatakan bahwa aplikasi perbankan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) menghadapi serangan siber setiap hari. Pernyataan ini menggarisbawahi tingginya ancaman digital yang dihadapi sistem perbankan nasional, terutama di era digitalisasi transaksi keuangan.
Serangan Siber terhadap Perbankan
Serangan siber terhadap aplikasi Himbara mencakup berbagai bentuk, mulai dari:
-
Upaya pembobolan akun nasabah
-
Serangan Distributed Denial of Service (DDoS) yang menargetkan sistem transaksi
-
Phishing dan malware yang menyasar perangkat nasabah dan pegawai bank
-
Percobaan pencurian data finansial
Menurut Wamen BUMN, serangan ini terjadi secara rutin setiap hari, meskipun belum seluruhnya berhasil menembus sistem keamanan.
“Kami menghadapi ancaman digital yang terus meningkat. Setiap hari ada percobaan serangan, tetapi tim keamanan Himbara bekerja 24 jam untuk melindungi data nasabah,” ujar Wamen BUMN.
Dampak Potensial Serangan Siber
Meski sebagian besar serangan berhasil digagalkan, ancaman ini tetap menimbulkan risiko serius:
-
Kehilangan dana nasabah jika sistem keamanan gagal
-
Kebocoran data pribadi yang dapat disalahgunakan oleh pihak ketiga
-
Gangguan transaksi digital yang berdampak pada kepercayaan nasabah
-
Kerugian finansial dan reputasi bagi bank
Pakar keamanan siber, Dr. Andi Prasetyo, menekankan:
“Bank BUMN menyimpan data jutaan nasabah. Sekali ada kebocoran, dampaknya bisa luas, termasuk risiko sistemik bagi sektor keuangan.”
Upaya Himbara Menghadapi Ancaman
Himbara telah meningkatkan langkah-langkah keamanan siber secara bertahap:
-
Pemantauan 24 jam oleh tim IT internal dan pihak ketiga
-
Enkripsi data nasabah untuk melindungi informasi sensitif
-
Penguatan firewall dan sistem deteksi intrusi
-
Edukasi nasabah mengenai praktik aman dalam bertransaksi digital
Selain itu, Kolaborasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dilakukan untuk memperkuat pertahanan nasional terhadap ancaman digital.
Nasabah Diminta Waspada
Wamen BUMN juga mengimbau nasabah untuk lebih berhati-hati dalam bertransaksi digital, antara lain:
-
Menggunakan password kuat dan unik
-
Tidak membagikan kode OTP kepada pihak manapun
-
Memastikan perangkat yang digunakan bebas malware
-
Mengupdate aplikasi Himbara secara rutin
Edukasi ini penting karena kesalahan pengguna menjadi celah utama serangan siber, meski sistem bank telah diperkuat.
Tren Ancaman Siber di Sektor Keuangan
Tidak hanya Himbara, bank-bank nasional dan global menghadapi tren serangan yang meningkat:
-
Phishing meningkat seiring popularitas mobile banking
-
Ransomware menargetkan data internal dan sistem pembayaran
-
Serangan botnet untuk DDoS yang mengganggu operasional bank
Hal ini menegaskan bahwa keamanan siber harus menjadi prioritas utama sektor perbankan di era digital.
Tantangan dan Strategi ke Depan
Beberapa tantangan utama yang dihadapi bank BUMN meliputi:
-
Skala ancaman yang besar dan terus berubah
-
Keterbatasan sumber daya manusia ahli keamanan siber
-
Perkembangan teknologi serangan yang cepat
Untuk menghadapi hal ini, Wamen BUMN menekankan perlunya strategi jangka panjang:
-
Investasi infrastruktur keamanan siber mutakhir
-
Peningkatan kapasitas tim IT dan keamanan digital
-
Kolaborasi lintas institusi termasuk sektor pemerintah dan swasta
Dr. Andi Prasetyo menambahkan:
“Keamanan siber adalah perlombaan tanpa garis finish. Bank harus terus memperbarui sistem dan edukasi nasabah agar tetap selangkah di depan para penyerang.”
Kesimpulan
Serangan siber terhadap aplikasi Himbara yang terjadi setiap hari menjadi pengingat bahwa sektor perbankan tidak bisa mengabaikan ancaman digital. Upaya Himbara dalam memperkuat sistem keamanan, edukasi nasabah, dan kolaborasi lintas institusi menjadi kunci untuk menjaga kepercayaan publik dan stabilitas sektor keuangan nasional.
Ancaman digital tidak akan berhenti, sehingga kewaspadaan, inovasi, dan kerja sama terus-menerus menjadi kebutuhan mutlak di era perbankan digital.