Data Maskapai Kena Serang Dedemit Maya, Bonus Direksi Qantas Disunat 15%
Data Maskapai Kena Serang Dedemit Maya, Bonus Direksi Qantas Disunat 15%
Sydney – Maskapai penerbangan Qantas menghadapi badai sekaligus di tahun ini. Selain terkena serangan siber atau yang disebut “Dedemit Maya”, perusahaan juga mengumumkan pemotongan bonus direksi sebesar 15%. Kejadian ini menjadi peringatan serius bagi industri penerbangan yang semakin rentan terhadap ancaman digital.
Serangan Siber yang Mengguncang Maskapai
Menurut laporan Qantas, serangan siber terbaru menargetkan data maskapai, termasuk:
-
Informasi penumpang dan jadwal penerbangan
-
Data transaksi tiket dan pembayaran digital
-
Sistem internal untuk operasional dan logistik
Serangan ini dikategorikan sebagai Dedemit Maya, istilah internal Qantas untuk serangan yang memiliki dampak luas tetapi sulit dilacak.
“Kami menghadapi serangan digital yang kompleks, yang mencoba mengakses data penting penumpang dan internal perusahaan,” ujar Juru Bicara Qantas.
Meskipun tim IT berhasil memitigasi sebagian serangan, beberapa layanan digital terganggu sementara, termasuk check-in online dan sistem manajemen tiket.
Dampak Serangan terhadap Industri
Serangan siber semacam ini menimbulkan berbagai risiko bagi maskapai:
-
Kebocoran data penumpang yang bisa disalahgunakan untuk penipuan atau phishing
-
Gangguan operasional yang menghambat penerbangan dan logistik
-
Kerugian finansial akibat downtime sistem dan biaya mitigasi serangan
-
Reputasi perusahaan yang menurun di mata publik
Pakar keamanan siber, Dr. Michael Harris, menekankan:
“Maskapai modern sangat bergantung pada sistem digital. Serangan yang menargetkan data internal atau penumpang bisa berdampak langsung pada kepercayaan publik.”
Pemotongan Bonus Direksi Qantas
Selain menghadapi serangan siber, Qantas juga memutuskan untuk menyunat bonus direksi sebesar 15%. Langkah ini diambil sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap gangguan yang terjadi dan untuk menjaga stabilitas finansial.
“Pemotongan bonus adalah bentuk akuntabilitas. Kami ingin menunjukkan bahwa keamanan dan keselamatan pelanggan adalah prioritas utama,” ujar CEO Qantas.
Langkah ini juga dimaksudkan untuk mengirimkan sinyal kepada investor dan publik bahwa perusahaan siap menghadapi risiko sekaligus menegakkan tanggung jawab internal.
Tren Ancaman Siber di Industri Penerbangan
Serangan siber terhadap maskapai bukan hal baru. Dalam beberapa tahun terakhir:
-
Beberapa maskapai besar di Eropa dan Asia pernah mengalami kebocoran data penumpang
-
Sistem reservasi dan check-in online menjadi target utama hacker
-
Ancaman terus berkembang, termasuk ransomware, malware, dan serangan phishing yang canggih
Tren ini menunjukkan bahwa industri penerbangan perlu memperkuat sistem keamanan digital secara berkelanjutan.
Strategi Mitigasi Maskapai
Qantas dan maskapai lainnya kini mengandalkan beberapa langkah mitigasi:
-
Tim keamanan siber internal dan pihak ketiga untuk memantau ancaman 24 jam
-
Enkripsi data penumpang dan transaksi agar tidak mudah diakses pihak tak bertanggung jawab
-
Pelatihan karyawan untuk mengenali phishing dan serangan digital
-
Audit sistem rutin untuk menutup celah keamanan
Dr. Michael Harris menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, regulator, dan industri:
“Industri penerbangan merupakan infrastruktur kritis. Perlindungan siber harus menjadi prioritas nasional.”
Kesimpulan
Serangan Dedemit Maya yang menimpa Qantas menjadi pengingat bahwa maskapai modern sangat rentan terhadap ancaman digital. Gangguan ini tidak hanya berdampak pada operasional, tetapi juga pada reputasi dan kepercayaan publik.
Langkah pemotongan bonus direksi sebesar 15% menjadi simbol akuntabilitas dan tanggung jawab perusahaan.
Ke depan, investasi pada keamanan siber, edukasi karyawan, dan kolaborasi lintas sektor menjadi kunci agar industri penerbangan mampu menghadapi ancaman digital yang terus berkembang.