Ancaman Perang Modern, RI Dinilai Perlu Bentuk Matra Angkatan Siber

Read Time:2 Minute, 33 Second

Ancaman Perang Modern, RI Dinilai Perlu Bentuk Matra Angkatan Siber

Jakarta – Ancaman perang modern kini tidak hanya berbentuk konvensional, tetapi juga perang siber yang dapat melumpuhkan infrastruktur kritis negara tanpa menembakkan satu peluru pun. Para pakar pertahanan menilai bahwa Indonesia perlu membentuk matra Angkatan Siber untuk menghadapi dinamika ancaman digital ini.


Evolusi Ancaman Perang

Perang modern telah berkembang jauh dari konflik tradisional. Saat ini, negara-negara besar dan aktor non-negara menggunakan:

  • Serangan siber untuk mencuri data intelijen atau merusak sistem kritis

  • Propaganda digital untuk memengaruhi opini publik dan stabilitas politik

  • Cyber espionage untuk mendapatkan keunggulan teknologi dan ekonomi

Contoh nyata terjadi di beberapa negara, di mana infrastruktur energi, perbankan, transportasi, dan telekomunikasi menjadi sasaran serangan siber.


Pentingnya Matra Angkatan Siber

Pakar pertahanan, Letjen (Purn.) Agus Santoso, menekankan:

“Indonesia harus memiliki matra Angkatan Siber agar mampu melindungi jaringan kritis, mempertahankan kedaulatan digital, dan merespons serangan siber dengan cepat.”

Matra Angkatan Siber dapat:

  1. Melindungi infrastruktur kritis nasional seperti listrik, air, transportasi, dan komunikasi

  2. Mendeteksi dan menanggapi serangan siber secara real-time

  3. Membangun kapabilitas pertahanan siber yang berlapis dan strategis

  4. Meningkatkan kerja sama intelijen dan pertahanan dengan lembaga nasional dan internasional

Dengan adanya matra khusus, ancaman siber tidak lagi bergantung sepenuhnya pada Angkatan Darat, Laut, dan Udara yang sudah terbebani tugas konvensional.


Ancaman Siber yang Mengintai RI

Indonesia memiliki beberapa potensi kerentanan siber:

  • Infrastruktur kritis yang mulai terdigitalisasi, termasuk PLN, transportasi publik, dan sistem keuangan

  • Data kependudukan dan kesehatan yang tersentralisasi dalam platform digital

  • Sistem pemerintahan berbasis e-Government yang rawan serangan dan manipulasi data

Dr. Rina Handayani, pakar keamanan siber, menambahkan:

“Serangan siber bukan lagi teori. Ancaman bisa datang dari hacker independen, kelompok kriminal, hingga negara lain yang ingin melemahkan Indonesia.”

Jika tidak segera diantisipasi, dampak serangan siber dapat melumpuhkan sistem vital dan mengganggu keamanan nasional secara keseluruhan.


Strategi Pembentukan Matra Siber

Beberapa langkah yang perlu dipertimbangkan untuk membentuk matra Angkatan Siber antara lain:

  1. Rekrutmen dan pelatihan sumber daya manusia ahli siber

  2. Pengembangan teknologi pertahanan siber lokal untuk mengurangi ketergantungan pada asing

  3. Integrasi intelijen siber dengan matra konvensional dan lembaga pemerintah lain

  4. Kerja sama internasional dengan negara sahabat untuk menghadapi serangan lintas batas

Selain itu, pemerintah perlu membuat regulasi yang jelas terkait pertahanan siber agar matra baru dapat beroperasi secara efektif.


Tantangan dalam Implementasi

Pembentukan matra Angkatan Siber tidak lepas dari tantangan:

  • Keterbatasan sumber daya manusia terlatih di bidang siber

  • Investasi teknologi tinggi untuk membangun sistem pertahanan digital yang aman

  • Koordinasi lintas lembaga agar tidak tumpang tindih dengan tugas TNI, BSSN, dan Kementerian Kominfo

  • Ancaman yang terus berubah dan berkembang seiring kemajuan teknologi

Meski demikian, pakar menekankan bahwa tindakan proaktif lebih baik daripada menunggu serangan besar terjadi.


Kesimpulan

Ancaman perang modern kini menekankan pentingnya pertahanan siber sebagai bagian integral dari keamanan nasional. Indonesia, dengan semakin terdigitalisasi infrastrukturnya, tidak bisa mengabaikan risiko serangan siber yang dapat melumpuhkan negara.

Pembentukan matra Angkatan Siber menjadi langkah strategis untuk:

  • Melindungi infrastruktur kritis

  • Menjaga kedaulatan digital

  • Meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi ancaman perang modern

Kolaborasi antara TNI, pemerintah, dan sektor swasta, serta investasi pada teknologi dan SDM, menjadi kunci agar Indonesia mampu menghadapi tantangan keamanan siber di masa depan.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Serangan Malware Android Naik Selama 2025, Lewat Aplikasi Porno Juga
Next post Data Maskapai Kena Serang Dedemit Maya, Bonus Direksi Qantas Disunat 15%